Kamis, 27 Oktober 2011

Curug Naga 2


Sesuai dengan janji saya pada post sebelumnya, saya akan menceritakan pengalaman saya di Curug Naga setelah kami survey ke sana. Yaaa Alhamdulillah yaa #Syahroni, sepulang dari sana saya bisa membantu dua anak SD yang sedang turun gunung untuk mengantarkan mereka pulang sampai rumah dengan menggunakan BBB saya. *untung gak dikira penculik anak!

Back to the topic >>>

Baik, saya akan sedikit flashback ke masa itu, namun saya lupa kapan tepatnya itu terjadi. Pada saat itu, saya bertugas sebagai Sie. Dokumentasi. Dengan modal dua buah kamera digital hasil pinjeman dari Hans dan teman ma’had, dan Micro SD 8 GB yang baru saya beli pada malam sebelumnya, saya bertekad melakukan tugas tersebut dengan baik. Kami, BEMMA, dengan jumlah personil 13 orang (namun yang aktif hanya 7 orang), membawa sekitar 30-an peserta outbond menuju Lokasi Wisata Rohani: Curug Naga menggunakan satu truk tronton. *katanya berangkat jam 7, ujung-ujungnya jam 8 lewat juga tuh, emang dah kebanyakan penduduk Indonesia masih menggunakan jam karet. (-_-“)

Nb: ikhwan 6 orang, sisanya akhwat semua, termasuk ibu-ibu dan remaja. #infogakpenting

Setiba di depan villa milik Polri, kami transit menggunakan mobil yang sudah ada di sana (semacam mobil sewaan untuk menuju lokasi wisata) namun kami tidak perlu membayar lagi, karena itu sudah termasuk fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola. Melewati jalan berliku yang jauh dan cukup pas untuk satu mobil saja, dipinggirnya jurang yang cukup dalam, serta naik-turun dan jalannya (saat itu) masih rusak, kami merasakan sensasi tersendiri. (hehe9x. . . penasaran ingin coba kan?? #ketawasetan >> #lebay deh saya). Akhirnya kami pun tiba di sana dengan selamat. J #alhamdulillah

Hari pertama kami adalah untuk beres-beres barang pribadi di tempat peristirahatan kami di sana, tentu kami bebas memilih yang mana untuk kami tempati (ikhwan-akhwat dipisah laaah). Lalu kami ishoma. Setelah itu, pembukaan acara, penjelasan acara selama 2 hari kedepan, dan obrolan-obrolan lainnya sampai tak terasa sudah sampai waktu ashar, kami sholat berjama’ah di aula yang kami pakai. Setelah itu kami diminta para trainer untuk berkumpul di lapangan dan melakukan pemanasan yang dipimpin oleh salah satu trainer. Sore itu kami melakukan games-games low impact (lebih ke arah mengasah otak), hal ini cukup penting, karena sangat membantu menyatukan anggota kelompok yang saat itu juga baru dibentuk, bahkan mungkin ada yang baru kenal. *yaah, begitulah di ma’had, kebanyakan mahasiswanya ‘kupu-kupu’ alias kuliah-pulang kuliah-pulang, jadi ada saja yang baru kenal pada saat itu. Selesai itu, kami istirahat dan bersih-bersih, serta makan makanan ringan yang disediakan oleh pengelola.

Lalu pada saat itu saya ngapain?? Ya jeprat-jepret pake kamera digital laaah, saya kan ‘fotografer’ pada saat itu. Ya memang ini adalah hobi saya setiap dalam kepanitian, karena saya suka menjadi ‘mata’ dan ‘memori’ dari sebuah acara (menurut pandangan saya, *red). Apalagi di situ ada peserta yang ‘fotogenic’ alias sedap dipandang mata, makin semangat saya jeprat-jepretnya. Uhuuuyy. . . :p *padahal mah sedih gak bisa ikutan games (T___T)

Setelah selesai sholat maghrib, kami istirahat atau tilawah masing-masing (waktu bebas) sampai waktu ‘isya. Karena terlalu semangat dalam foto-foto kegiatan saat acara berlangsung dari setiap angle dan orang-orangnya, satu kamera yang saya gunakan daritadi lowbet (kamera digitalnya Hans), maka saya putuskan untuk men-charge kamera tersebut di tempat istirahat kami. Kamera tersebut saya tinggal ke aula untuk mengikuti acara selanjutnya.

Setelah sholat ‘isya berjama’ah, seharusnya kami makan malam, namun karena suatu hal, kami (BEMMA+peserta) malah mengadakan sharing atau tukar pikiran mengenai kepengurusan BEMMA di ma’had selama ini, sharing session tersebut berlangsung cukup hangat, ada yang kasih kritik, ada yang kasih saran, bahkan ada yang kasih kecupan. #lho?? #pea #koplak *mana ada yang kasih kecupan, tamparan maut iya kali!

Namun karena perut lapar dan keadaan udara yang semakin dingin, sekitar satu jam kemudian kami memutuskan untuk saatnya makan malam. J setelah makan malam, ada games lagi (saya lupa dari pengelola atau dari BEMMA) untuk mengisi waktu luang sebelum materi tausiyah/motivasi. Malam itu materi diisi oleh Ustd. Herdy Leonardi, beliau merupakan salah satu pengisi di acara Radio Dakta dan sudah cukup dekat hubungannya dengan pihak BEMMA, bahkan beliau rela dateng ke lokasi naik motor sendirian malam-malam dari Bekasi lho. #subhanallah

Saat itu materinya tentang kewirausahaan dan tentang rezeki. Dengan antusiasnya peserta dan panitia mendengarkan materi, sehingga rasa dingin yang cukup menusuk pada malam itu tidak terasa. Setelah materi, kami tidak ada muhasabah, karena kami ingin mengikuti muhasabah yang diisi pada saat jurit malam (termasuk fasilitas yang diberikan oleh pengelola).

Saatnya kami beristirahat, namun beberapa pengurus BEMMA, termasuk saya, masih asik ngobrol sama Ustd. Herdy di aula hingga larut malam. Suasana saat itu sangat hangat, karena kami memang sudah dekat sebelumnya dengan beliau. Kami ngobrol-ngobrol, diskusi, dan sharing hingga benar-benar lelah. Akhirnya kedua mata ini pun tak sanggup juga, saya pamit duluan ke tempat istirahat ikhwan untuk tidur, sekaligus ingin mencabut charger kamera digital yang tadi saya tinggal.

Sesampainya di tempat istirahat, saya bukannya langsung istirahat, malah saya panik setengah hidup!! Kamera digital beserta chargernya tidak pada tempatnya!! Lalu kemanaaa???? #panik #histeris #gakngantuklagi #gulingguling

Dengan segera saya menghampiri teman-teman yang masih ada di aula dan menanyakan mereka, namun sayang, mereka tidak ada yang tahu dimana barang tersebut. Begitu pula dengan teman-teman lainnya yang sudah akan istirahat di tempatnya masing-masing. Dalam hati saya, masa’ kameranya dicuri?? Oleh siapa?? Lalu kenapa tas kami masih seperti dalam kondisi semula? Padahal isi tas kami ada laptopnya. Kenapa gak sekalian aja tuh laptop diambil?? #lho? #pea

Saya segera lari ke tempat pengelola, mungkin saja ada yang menemukan, lalu dititipkan di sana. Saya Tanya ke semua orang yang ada pada saat itu. Bayangkan, sekitar jam 12 malam saya malah sibuk mencari kamera yang hilang, membuat sebagian teman-teman yang perhatian dengan saya juga ikutan panik, padahal saat itu mereka sudah kelelahan dan ngantuk, ditambah lagi perasaan saya stress sedih gara-gara kameranya hilang. Namun sia-sia sudah, tak ada satu pun yang mengetahui kamera tersebut dimana. Memang pada malam itu tidak hanya rombongan kami yang berwisata di sana, namun juga ada rombongan lain, dan juga ada anak-anak serta penduduk setempat. Namun kemungkinan besar adalah anak-anak atau penduduk setempat yang kebetulan saat itu lewat, karena dari rombongan lain sudah diperiksa dan menyatakan tidak ada satu pun dari mereka yang masuk ke wilayah kami.

Pihak pengelola mencoba menenangkan saya dengan mengatakan mungkin besok sudah ketemu atau ada yang mengembalikan, jika tidak, maka besok hingga minggu depan pengelola akan mencari kamera tersebut di tempat-tempat penjualan barang-barang bekas (second) yang masih layak pakai (bahkan bisa jadi barang-barang curian) jika memang benar kamera tersebut dicuri oleh penduduk setempat, karena penduduk setempat tidak membutuhkan barang seperti itu, mereka hidup dengan sederhana, jadi kemungkinan kamera tersebut langsung dijual untuk diambil uangnya.

Masya Allaah, bagaimana ini?? Itu kamera pinjaman, punya Hans, chargernya juga diambil pula, malah Micro SD 8 GB-nya baru beli kemarin malam. Sedih kalo inget tentang ini (T___T). Bagaimana nanti saya bertanggung jawabnya ke Hans?? Padahal saya sendiri yang mengatakan pada saat sharing session tadi, “Yang kami (panitia) inginkan adalah kalian (peserta) datang ke sini bukan hanya untuk main-main atau menghabiskan waktu luang saja, namun juga kalian bisa membawa ‘sesuatu’ yang berharga dari acara ini. Dan kami juga menginginkan kalian bisa tiba dan pulang dengan LENGKAP dan selamat, baik itu LENGKAP secara BARANG dan PERLENGKAPAN, maupun jumlah orang”. Tapi ko’ malah saya sendiri yang akhirnya pulang dengan tidak LENGKAP. (T___T)

Perasaan saya sangat sedih, dicampur dengan adonan kaget yang telah dibumbui rasa panik, lalu diolah dengan lelah yang dipadukan dengan stress dan kesal, sehingga menghasilkan cita rasa NGANTUK yang sangat tinggi!
Akhirnya saya pun tertidur juga.

TO BE CONTINUED. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata itu menunjukan latar belakang pendidikan, mental, sosial, agama, & ekonomi seseorang #damai